MODAL SOSIAL

MODAL SOSIAL

Ramadhan Pancasilawan, Selasa 10 Februari 2009

Proses pengembangan masyarakat merupakan salah satu dari 3 ruang lingkup program-program community development yang dijalankan baik oleh pemerintah, swasta maupun lembaga lainnya. Lingkup tersebut adalah :

1. Community service

2. Community empowering

3. Community relations

Program-program pengembangan masyarakat mempunyai dimensi yang terpenting yaitu dimensi pemberdayaan, menurut Sanders (dalam Cary, 1970) menyebutkan ada empat jenis fungsionaris dalam pengembangan masyarakat, yaitu: “(a) local leaders; (a) resident professional; (c) professional organizers from outside; (d) multipurpose community development workers”. Para Praktisi yang bergerak dalam praktik pengembangan masyrakat termasuk ke dalam kategori keempat, yaitu Multipurpose Community Development Workers. Sementara itu Rothman (1977) mengemukakan tiga model dalam praktik makro yaitu: (a) social planning, (b) social action, (c) locality development.

Peranan penting pemberdayaan dalam setiap program pembangunan terutama mengenai pengembangan masyarakat, pemberdayaan masyarakat mempunyai beberapa karakter seperti berikut ini :

1. Pemberdayaan: memberikan sumberdaya, kesempatan, pengetahuan dan ketrampilan untuk meningkatkan kapasitas atau kemampuan untuk menentukan masa depan sendiri dan untuk berpartisipasi dalam mempengaruhi kehidupan komunitasnya.

2. Tujuan pemberdayaan sebaiknya sederhana, karena sulit mencapainya — masalah ketidakberdayaan kompleksnya. Jadikan sebagai tujuan jangka panjang atau visi.

3. Pemberdayaan dapat terjadi dari hasil pembangunan yang konvensional.

Pemberdayaan masyarakat menunjukkan digunakannya berbagai pendekatan dan teknik dalam suatu program tertentu pada masyarakat-masyarakat lokal sebagai kesatuan tindakan dan mengusahakan perpaduan diantara bantuan yang berasal dari luar dengan keputusan dan upaya masyarakat lokal yang diorganisasikan, keutamaan dari pemberdayaan masyarakat adalah adanya keikutsertaan atau partisipasi masyarakat dalam segala bentuk yang terkait dengan program tertentu.

Pengmenbangan masyarakat merupakan salah satu pendekatan dalam modal sosial, pendekatan ini umumnya dipakai oleh pemerintah, swata, maupun perusahaan-perusahaan.

Konsep modal sosial (social capital) diperkenalkan Robert Putnam (1993) sewaktu meneliti Italia pada 1985. Masyarakatnya, terutama di Italia Utara, memiliki kesadaran politik yang sangat tinggi karena tiap indvidu punya minat besar untuk terlibat dalam masalah publik. Hubungan antarmasyarakat lebih bersifat horizontal karena semua masyarakat mempunyai hak dan kewajiban yang sama.

Menurut Putnam (1993), modal sosial adalah kemampuan warga untuk mengatasi masalah publik dalam iklim demokratis. Schaft dan Brown (2002) mengatakan bahwa modal sosial adalah norma dan jaringan yang melancarkan interaksi dan transaksi sosial sehingga segala urusan bersama masyarakat dapat diselenggarakan dengan mudah.

Menurut penulis, modal sosial adalah kerja sama antarwarga untuk menghasilkan tindakan kolektif. Pilar modal sosial, menurut Paldam (2000), adalah kepercayaan (trust), eksistensi jaringan (network), dan kemudahan bekerja sama (ease of cooperation). Dalam kenyataannya, modal sosial seperti mata uang dengan dua sisi yang berbeda.

Penyanggah teori Putnam mengatakan, justru Amerika-lah tempat tumbuhnya semangat charity (amal), volunteerism (kesukarelawanan), dan civic involvement (keaktifan warga). Sisi negatif modal sosial di Italia adalah berkembangnya praktik mafia (Sciarrone, 2002). Jaringan internal yang kuat dan kemampuan dalam menjual security (perlindugan) adalah resep dasar suksesnya kejahatan terorganisasi ini.

Modal sosial di Indonesia justru berkembang dalam sisi gelapnya. Contohnya adalah dominasi praktik kolusi-nepotisme dan berbagai bentuk praktik mafia. Indikasi nyata dari gejala ini adalah naiknya peringkat kebusukan praktik korupsi. Akar praktik kolusi-nepotisme adalah kuatnya tradisi “anak babe” (anak penguasa) yang selalu mendapat kemudahan berusaha karena jaringan kekuasaan yang dibangun oleh orang tua mereka. “Anak babe” memperoleh secara mudah tiga faktor Paldam tentang modal sosial karena status mereka. Lancarnya transaksi sosial berarti penghematan besar dalam transaksi ekonomi. Dengan modal sosial yang kuat, mereka tak mengeluarkan sepeser pun untuk berusaha.

DAFTAR PUSTAKA

Adi, Isbandi Rukminto. 2001. Pemberdayaan, Pengembangan Masyarakat dan Intervensi Komunitas (Pengantar pada Pemikiran dan Pendekatan Praktis). FEUI. Jakarta.

Herbert J, Rubin, dan . Rubin, Irene S. 1992. Community Organization and Development, 2nd edition. New york : Macmilan Publik.

I.L. Pasiribu. 1986. Sosiologi Pembangunan. Tarsito. Bandung

Ife, Jim (1995), Community Development: Creating Community Alternatives,Vision, Analysis and Practice, Longman, Australia,

0 komentar:

Posting Komentar

 
© 2009 Kumpulan Artikel | Powered by Blogger | Built on the Blogger Template Valid X/HTML (Just Home Page) | Design: Choen | PageNav: Abu Farhan